Iklan

Di tengah kompleksitas kehidupan kita yang sering kali ditandai oleh konflik, kekerasan, diskriminasi, serta tantangan sosial-ekonomi yang dialami oleh banyak perempuan, penting untuk memberikan perhatian kepada peran perempuan berkemajuan dalam masyarakat. Sebagian besar pandangan ini terwakili dalam pernyataan Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, dalam pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah 'Aisyiyah pada Sabtu (19/11/22). Pernyataannya menekankan pentingnya perempuan berkemajuan dalam menghadapi isu-isu gender yang masih mempengaruhi masyarakat kita, baik di negara maju maupun di negara berkembang.

Perjuangan untuk Kesetaraan Gender

Isu kesetaraan gender adalah isu universal yang masih menjadi pembicaraan di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah mencapai kesetaraan hak dan kesempatan antara perempuan dan laki-laki sebagai warga dunia. Berbagai tokoh perempuan berpengaruh telah dan terus memperjuangkan kesetaraan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Di Prancis, ada Olympe de Gouges; di Amerika, Elisabet Candy Santon dan Susan B. Anthony; di Inggris, Emmeeline Pankhurst, Christable Pankhrust, dan Sylvia Pankhrust; di Maroko, Fatima Mernisi; di Mesir, Nawal El Sadawi. Dan di Indonesia sendiri, kita memiliki tokoh-tokoh seperti Gadis Arivia, Najwa Shihab, Cristine Hakim, Tri Risma Harini, Retno Marsudi, Butet Manurung, Tri Mumpuni, dan banyak lainnya.

Tokoh-tokoh ini tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga membuktikan bahwa perempuan memiliki potensi besar dan kontribusi yang berarti dalam masyarakat. Mereka memecahkan stereotip gender dan memperjuangkan hak perempuan untuk berperan dalam ranah publik. Sejak era reformasi di Indonesia pada tahun 1998 hingga saat ini, perempuan telah semakin aktif dalam berbagai sektor, bahkan terlibat sebagai pejabat pemerintah. Sebuah data dari databoks mencatat bahwa perempuan semakin menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) selama tiga periode terakhir.

Tantangan dalam Pendidikan Tinggi

Di Yogyakarta, perempuan berkemajuan telah memainkan peran penting dalam perkembangan bidang keperawatan anestesiologi, memberikan kontribusi luar biasa dalam penyediaan perawatan medis yang berkualitas. Meskipun terjadi kemajuan, masih banyak tantangan yang dihadapi perempuan dalam memperoleh pendidikan tinggi. Beberapa di antaranya adalah:
  1. Norma dan Harapan Masyarakat: Peran gender tradisional seringkali memprioritaskan peran perempuan dalam tanggung jawab rumah tangga daripada mengejar pendidikan tinggi.
  2. Kurangnya Akses: Perempuan sering menghadapi kendala keuangan, terbatasnya akses ke lembaga pendidikan, dan kurangnya transportasi, yang membuat mereka kesulitan untuk melanjutkan pendidikan.
  3. Diskriminasi Berbasis Gender: Diskriminasi dan bias di lembaga pendidikan, ketidaksetaraan kesempatan, terbatasnya akses beasiswa, dan stereotip gender membuat perempuan enggan mengejar bidang studi tertentu.
  4. Menyeimbangkan Keluarga dan Pendidikan: Perempuan seringkali harus menyeimbangkan tanggung jawab keluarga, seperti mengasuh anak dan pekerjaan rumah tangga, dengan upaya pendidikan
  5. Kekerasan dan Pelecehan Berbasis Gender: Perempuan berisiko mengalami kekerasan dan pelecehan berbasis gender di kampus, yang menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat dan menghambat kemajuan pendidikan mereka.
Tantangan-tantangan ini menunjukkan perlunya usaha bersama untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan dalam melanjutkan pendidikan tinggi.

Kontribusi Aisyiyah dalam Kemajuan Perempuan

Aisyiyah, sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1917 oleh Nyai Siti Walidah, telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan dan kemajuan perempuan di Indonesia. Aisyiyah berakar pada keyakinan akan kesetaraan gender dalam keluarga dan masyarakat. Mereka menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan status antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan sosial.

Siti Walidah, pendiri Aisyiyah, percaya bahwa semua perempuan berhak mendapatkan pengetahuan dan berhak untuk berkembang. Ia mendirikan Aisyiyah sebagai respons terhadap kondisi perempuan pada masanya. Aisyiyah telah bertransformasi dari perkumpulan Sopo Tresno yang dibentuk pada 1914 oleh Siti Walidah dan suaminya, Kiai Ahmad Dahlan, menjadi organisasi yang memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Aisyiyah bukan hanya mengadvokasi kesetaraan gender secara struktural, tetapi juga budaya. Mereka memberikan panduan dalam urusan rumah tangga, menekankan pentingnya perkawinan yang didasari oleh kebaikan dan keharmonisan antara suami dan istri. Gagasan dan usaha Aisyiyah dalam mencapai kesetaraan gender dan kemajuan perempuan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya pemberdayaan perempuan di Indonesia.

Aisyiyah Yogyakarta, sebagai salah satu cabang organisasi perempuan Muhammadiyah, telah menjadi pionir dalam memajukan peran dan kontribusi perempuan dalam masyarakat.

Perempuan Berkemajuan: Kekuatan dalam Pembangunan Masyarakat

Perempuan yang berkemajuan adalah kekuatan yang tak terbantahkan dalam pembangunan masyarakat. Mereka telah melewati batasan-batasan tradisional yang dulu membatasi potensi mereka. Hari ini, perempuan di seluruh dunia telah mengukir tempat mereka dalam berbagai bidang, membuktikan bahwa gender bukan lagi penghalang untuk mencapai prestasi dan kesuksesan.

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi perubahan besar dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Mereka tidak hanya terlibat dalam tenaga kerja, tetapi juga menduduki posisi-posisi kunci dalam perusahaan dan industri. Bisnis yang dimiliki oleh perempuan berkembang pesat dan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Contohnya, dalam dunia teknologi, perempuan seperti Sheryl Sandberg (COO Facebook), Safra Catz (CEO Oracle), dan Susan Wojcicki (CEO YouTube) memimpin perusahaan-perusahaan raksasa dalam industri ini. Mereka adalah bukti nyata bahwa perempuan memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global yang sangat kompetitif. 

Selain itu, program-program pendidikan dan pelatihan telah membantu perempuan memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses di berbagai bidang. Inisiatif-inisiatif seperti Girls Who Code dan Women in Science telah mendorong minat perempuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua ini adalah langkah menuju perempuan yang lebih berkemajuan dalam dunia kerja.

Pengaruh Perempuan dalam Politik

Perempuan tidak hanya maju dalam dunia bisnis, tetapi juga dalam politik. Banyak negara sekarang memiliki perempuan yang menduduki posisi-posisi tinggi dalam pemerintahan, termasuk presiden, perdana menteri, dan menteri. Ini adalah tanda dari kemajuan besar dalam memecah stereotip yang telah menghambat perempuan dalam politik selama bertahun-tahun.

Sebagai contoh, Angela Merkel adalah salah satu pemimpin paling berpengaruh di Eropa selama bertahun-tahun, menjabat sebagai Kanselir Jerman. Di Amerika Serikat, Kamala Harris adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wakil Presiden. Perempuan seperti mereka memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan politik dan membawa pandangan yang berbeda dan penting dalam debat dan perumusan kebijakan.

Perempuan dalam Pendidikan

Perempuan juga telah membuat kemajuan besar dalam dunia pendidikan. Mereka sekarang memiliki akses yang sama dengan laki-laki dalam mendapatkan pendidikan berkualitas, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Sebagai hasilnya, perempuan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengejar karir dalam berbagai bidang.

Peningkatan partisipasi perempuan dalam pendidikan juga berdampak positif pada pembangunan masyarakat. Perempuan yang terdidik cenderung memiliki keluarga yang lebih sehat dan lebih sadar akan hak-hak mereka. Mereka juga lebih mungkin untuk terlibat dalam pekerjaan sukarela dan berkontribusi pada komunitas mereka.

Menantang Stereotip Gender

Kunci dari kemajuan perempuan adalah kemampuan mereka untuk menantang dan mengubah stereotip gender yang ada. Mereka tidak lagi terbatas oleh peran tradisional sebagai ibu atau istri. Mereka dapat menjadi ibu yang bekerja, pemimpin bisnis, atau pejabat pemerintahan.

Namun, perubahan ini tidak datang tanpa hambatan. Meskipun telah terjadi kemajuan besar, ketidaksetaraan gender masih ada di banyak tempat. Ini termasuk perbedaan upah yang masih ada antara laki-laki dan perempuan, serta kurangnya perwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan tertinggi.

Mendorong Perempuan untuk Berkembang

Mendorong perempuan untuk berkembang adalah tugas bersama. Pendidikan yang mempromosikan kesetaraan gender, akses yang lebih besar ke peluang ekonomi, dan dukungan dalam mencapai posisi-posisi penting dalam politik dan bisnis adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil.

Selain itu, penting bagi perempuan untuk mendukung satu sama lain. Karena perempuan telah menghadapi rintangan yang serupa dalam perjalanan mereka, mereka memiliki pengalaman dan wawasan yang berharga untuk dibagikan. Mendukung perempuan muda dan berbagi pengalaman adalah cara yang efektif untuk mendorong kemajuan lebih lanjut.

Dalam mengejar tema "Perempuan Berkemajuan," kita harus mengakui peran penting yang perempuan mainkan dalam masyarakat dan mendorong pembangunan yang lebih inklusif. Kita harus terus menantang stereotip gender dan bekerja bersama untuk menciptakan dunia di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi.

Dalam mengakhiri artikel ini, kita harus merayakan prestasi perempuan di seluruh dunia dan mendorong mereka untuk terus bergerak maju. Dengan mengakui peran penting perempuan dalam pembangunan masyarakat, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkemajuan untuk semua. Aisyiyah, sebagai contoh nyata, telah berkontribusi secara signifikan dalam perjuangan ini dengan mengedepankan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.



REFERENSI:

PIMPINAN PUSAT AISYIYAH. (n.d.). Risalah Perempuan Berkemajuan Relevan Menjadi Solusi Ketidakadilan. Aisyiyah.or.Id. https://aisyiyah.or.id/topik/risalah-perempuan-berkemajuan-relevan-menjadi-solusi-ketidakadilan

Rukmana, A. (2021). PARADIGMA : JURNAL KALAM DAN FILSAFAT Prodi Aqidah dan Filsafat Islam , Fakultas Ushuluddin Konsep Manusia Sempurna Perspektif Buya Hamka. 3(2), 76–88. https://doi.org/10.15408/paradigma.v4i1.24256


Previous Post Next Post